PROBOLINGGO - Talk Show Pendidikan dan Pengabdian di Pondok Pesantren Darul Lughah Wal Karamah menghadirkan KH. Abdul Hamid Wahid Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai narasumber, Rabu siang (17/03/21) di Aula Pesantren Darul Lughah Wal Karamah.
Pada acara tersebut PonPes Darul Lughah Wal Karamah ingin belajar kepada Pesantren Nurul Jadid berkait tata kelola dan manajemen Pesantren, Hal ini disampaikan Ustaz Ahmad Hadori Kepala Biro Pendidikan saat memberikan sambutan menggantikan Pengasuh Pesantren Darul Lughah Wal Karomah KH. Amir Mahmud Ali Wafa.
“Kami ingin belajar ke Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Kita semua melihat perkembangan Pesantren Nurul Jadid saat ini, begitu pesat sekali. Ini akibat sentuhan dan gebrakan dari sosok Pembaharu, yaitu KH. Abdul Hamid Wahid, ” Katanya.
Kita meminta beliau menjadi motivator pada acara talk show yang diselenggarakan hari ini, paling tidak Pesantren Darul Lughah Wal Karomah mampu meniru jejak yang dilakukan oleh Pesantren Nurul Jadid, ” Imbuhnya.
Pasalnya, Pesantren Nurul Jadid telah mengalami perkembangan baik dari sektor pendidikan dan pengajaran, peningkatan pelayanan masyarakat dan lainnya, Pesantren Nurul Jadid merupakan pondok yang secara managerial sangat baik dan maju.
Baca juga:
DPD KNPI Sumenep Resmi Dilantik
|
Kita ingin Pesantren Nurul Jadid menjadi pembina kita soal manajemen dan pengelolaan organisasinya, pada kegiatan ini kita adakan MoU sebagai bukti Kerjasama kita berkait hal itu, ” Tegasnya.
Semua pengurus pesantren dan guru Pesantren Darul Lughah Wal Karomah kita hadirkan untuk bisa menimba ilmu langsung ke Kiai Hamid, ditengah kesibukan beliau, alhamdulillah beliau berkenan hadir ditengah-tengah kami. Kita ingin memberi motivasi tentang semangat pengabdian di Pesantren” Ungkapnya dengan wajah gembira.
Sementara itu, KH. Abdul Hamid Wahid saat memberikan hantaran di acara talk show tersebut mengungkapkan Pondok Pesantren Nurul Jadid dan Pondok Pesantren Darul Lughah punya hubungan sangat erat.
“Kedua pendiri Pesantren ini merupakan saudara tapi juga sahabat seperjuangan. Jadi kalau kegiatan ini sebagai bentuk menjalin hubungan kepesantrenan, tentu ini hanya sekedar hanya melanjutkan silah-silah yang sudah ada dan sudah berjalan dalam proses sejarah, ” Dawuhnya. (PM)