KEDIRI - Dalam kontestasi Pilkada serentak di Jawa Timur khususnya Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kediri dengan pasangan calon tunggal Hanindhito Himawan Pramana-Dewi Mariya Ulfa pada tanggal 9 Desember mendatang.
Mengacu wejangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri agar Calon Pemimpin dari generasi milineal atau kaum muda harus turun ke bawah melihat persoalan di lapangan.
Sudah kurang lebih 8 bulan, Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana akrab disapa Dito terus melakukan blusukan ke pasar, TPA, membawa pacul ke sawah. Dengan melakukan langsung turun kebawah bisa tahu keluhan dari masyarakat, sehingga munculkan kreativitas dan solusi terbaik bagi masyarakat Kabupaten Kediri.
Dito menjelaskan salah satu peran pemuda milenial di era digital saat ini. Hal yang paling mahal dari pemuda adalah memiliki idealisme.
"Saya mewakili kaum muda berpesan agar kaum muda mau turun ke bawah melihat pembuangan sampah akhir, mau turun ke sawah. Sebagai generasi milenial harus bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Saya kalau melihat ada anak muda yang mau turun ke pasar atau sawah, itu merupakan idealisme yang tidak bisa terkalahkan oleh apapun, " terang Dito.
Kali ini, blusukan Dito bertatap muka bersama 40 pekerja pemilah sampah dan mengajak makan bareng di area tempat pembuangan akhir (TPA) Desa Sekoto Kecamatan Badas Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sabtu (31/10/2020) pukul 12.00 WIB.
Calon tunggal Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana akrab disapa Dito, untuk mendengar keluhan puluhan pekerja.
Hasil pertemuan Dito bersama dengan 40 pekerja pengelolah sampah di TPA Sekoto. Meraka mengeluhkan belum mendapat bantuan sebanyak 21 orang, baik itu PKH, Raskin, KIS dan beberapa bantuan lain dari Pemerintah.
"Sebanyak 21 orang ini akan kita cek dan diskusi dengan dinas terkait maupun Kementrian itu diberikan bantuan, " ucap Dito.
Kedua, mereka juga meminta tempat berteduh pada saat memilah sampah, antara sampah plastik dan kaleng atau sampah organik dan anorganik.
"Seharusnya sampah-sampah sudah dipilah mulai dari TPS-TPS, jadi tidak dibebankan kepada pengelolah sampah di TPA Sekoto ini, karena di Kabupaten Kediri ini wilayahnya sangat luas ada 26 Kecamatan dan 343 Desa, " beber Dito.
Menurut Dito bahwa upaya lain agar tidak terjadi penumpukan sampah di TPA Sekoto, seharusnya desa-desa ini sudah menyiapkan bank-bank sampah dan juga menyiapkan tong sampah yang kita bedakan warnanya, menunjuk sampah plastik atau kaleng.
Hal itu untuk mempermudah sistem melakukan 3R artinya Reuse, Reduce, dan Recycle. Reuse artinya menggunakan kembali sampah plastik yang masih dapat digunakan.
"Disusul sistim Reduce artinya mengurangi segala sesuatu yang dapat menjadi sampah. Dan Recycle artinya mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat dalam kehidupan sehari hari, " urainya.
Ia juga menambahkan terkait memberikan edukasi pelatihan membuat pupuk organik dan pelatihan UMKM dengan melibatkan pemuda-pemudi karang taruna desa setempat.
"Upaya ini dilakukan membuat barang bermanfaat dari sampah menjadi nilai ekonomis. Dan memberdayakan masyarakat lingkungan sekitar, " tutup Dito. (prijo)