SURABAYA, - Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak bisa lagi hanya mengandalkan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) serta admisi dari mahasiswa dalam mengelola institusi. Karena itu, para alumni tergerak untuk turut membesarkan Dana Abadi (Endowment Fund) ITS dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 1 miliar melalui Ikatan Alumni (IKA) ITS.
Ahmad Thonthowi Djauhari, Sekretaris Jenderal (Sekjen) IKA ITS mengungkapkan, dana pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia relatif lebih rendah dibanding negara lain di wilayah ASEAN. Peran dana abadi sangat signifikan dalam memperbesar dana pengelolaan pendidikan tinggi. “Dengan dana yang besar, perguruan tinggi tak perlu pusing lagi mencari kekurangan dana untuk operasional, ” ujarnya, Senin (15/8/2022).
Sebagai perbandingan, lelaki yang biasa disapa Thontowi ini menjelaskan, dengan jumlah mahasiswa yang hampir sama dengan ITS, tahun lalu alumni Universitas Stanford, Amerika Serikat menyumbang ke almamaternya sebesar hampir Rp 20 triliun. Oleh karena itu, menurutnya, pekerjaan rumah masih banyak soal pengembangan dana abadi ini.
Untuk itu pula, Thontowi mengungkapkan bahwa IKA ITS sudah memiliki rencana untuk terus berkontribusi dalam pengembangan Dana Abadi ITS. Setiap tahun IKA ITS akan berdonasi dengan rata-rata sejumlah Rp 1 miliar. “Sebelumnya, sumbangan kami fokuskan untuk beasiswa, namun mulai tahun ini IKA ITS akan berfokus untuk Dana Abadi, ” imbuhnya.
Dana Abadi sendiri adalah dana yang bersifat abadi dan hasil pengelolaannya dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat) tanpa mengurangi nilai pokok dana tersebut.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Dr Machsus Fauzi ST MT, Manajer Senior Akses Permodalan dan Kealumnian ITS mengungkapkan, Dana Abadi ITS adalah dana yang selalu tetap nilainya. Lalu, jika nilainya selalu tetap, bagaimana dana tersebut dapat dimanfaatkan? Machsus menjelaskan, Dana Abadi adalah dana yang pemanfaatannya didapatkan dari keuntungan investasi dana pokok. Sementara, nilai dana pokok akan tetap sama. “Yang digunakan adalah hasil dari pengelolaan dana tersebut, ” tegasnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, dari dana yang sudah terkumpul sampai sekarang, ada sekitar Rp 200 juta yang dapat dimanfaatkan per bulan dari Dana Abadi ITS. Sementara itu, pengelolaan Dana Abadi ITS sendiri digunakan untuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, utamanya pada pemberian beasiswa untuk sivitas akademika ITS.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Pemimpin, Bukan Pengecut!
|
Ditambahkannya, Dana Abadi ITS juga dimanfaatkan untuk mendukung secara finansial berbagai kompetisi internasional yang diikuti oleh mahasiswa ITS, ataupun menyokong startup yang lahir di lingkungan ITS. Machsus berharap baik alumni, masyarakat maupun segenap keluarga besar ITS dapat melakukan campaign atau bahkan melakukan donasi secara langsung ke Dana Abadi ITS. “Kan ada nilai ibadahnya karena bernilai wakaf, ” ucapnya.
Dalam hal ini, Thontowi sebagai perwakilan IKA ITS berharap Dana Abadi ITS bisa tumbuh lebih besar dalam waktu yang cepat. Menurutnya, dengan dana abadi yang besar diharapkan nantinya para insan di perguruan tinggi dapat lebih fokus dalam meningkatkan kuantitas maupun kualitas pendidikan dan penelitiannya.
Baca juga:
Kacamata Untuk Lansia Mulai Disalurkan
|
Bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut seputar Dana Abadi ITS maupun berdonasi, serta prosedur untuk melakukan donasi dapat dilihat pada laman http://danaabadi.its.ac.id/web/. (HUMAS ITS)
Reporter: Ferdian Wibowo