Begadang Bisa Picu Berbagai Penyakit Hingga Kematian

    Begadang Bisa Picu Berbagai Penyakit Hingga Kematian
    Ilustrasi Begadang (Foto: Unsplash)

    SURABAYA – Belajar SKS (Sistem Kebut Semalam) atau bekerja shift malam membuat sebagian orang memiliki kebiasaan begadang. Namun, kebiasaan tersebut sering menimbulkan dampak buruk pada tubuh. Salah satunya, stroke yang dialami gadis asal Pemalang yang viral beberapa waktu lalu.

    Ahli Sleep Disorders Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) dr Wardah Rahmatul Islamiyah SpN(K) mengungkapkan, irama jam tidur terbentuk dari pola asuh sejak kecil. Pola asuh tidur larut malam menjadi salah satu penyebab timbulnya begadang.

    “Irama tubuh orang yang begadang berbeda dengan orang biasanya. Begadang itu intinya melawan jam tubuhnya. Rata-rata orang mulai mengantuk dan tidur itu pukul sembilan, ” tuturnya.

    dr Wardah menjelaskan bahwa kantuk tersebut disebabkan oleh hormon melatonin. Hormon tersebut akan banyak terproduksi ketika cahaya gelap.

    “Biasanya mulai muncul (hormon melatonin, Red) dari Magrib. Kemudian akan memuncak sekitar jam sembilan, sepuluhan. Lalu, pada pukul dua akan mulai menurun. Otomatis itu, ” tambahnya.

    Dosen FK UNAIR tersebut juga menyebutkan, adanya cahaya membuat melatonin tidak terproduksi. Hal itu meningkatkan risiko terjadinya insomnia kronik pada masa tua.

    Potret dr Wardah Rahmatul Islamiyah SpN(K)Turunkan Kinerja, Picu Berbagai Penyakit

    Acapkali ditemani dengan cemilan maupun makanan berat, begadang membuat organ pencernaan yang seharusnya beristirahat tetap bekerja. dr Wardah mengungkapkan, kebiasaan tersebut akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas, diabetes, dan GERD.

    “Sekarang itu banyak anak muda yang terkena GERD (asam lambung meningkat). Salah satunya, disebabkan oleh begadang, ” tutur dokter saraf Rumah Sakit Universitas Airlangga tersebut.

    Selain itu, begadang akan membuat seseorang kehilangan kebutuhan tidurnya. Jam tidur yang berkurang tersebut akhirnya menyebabkan kantuk sehingga menurunkan kinerja seseorang saat pagi.

    “Kalau kinerjanya menurun, akhirnya dia akan punya kebiasaan minum kopi. Kopi tentu saja dengan segala plus minus-nya, kalau dalam jumlah yang banyak akan berefek meningkatkan tensi dan penyakit jantung, ” jelasnya, Kamis (23/6/2022).

    Depresi Hingga Kematian Mendadak

    Begadang otomatis membuat seseorang beraktivitas pada malam. Mulai belajar, bekerja, olahraga, bahkan sekadar menonton dan bermain. Hal tersebut membuat hormon kortisol yang seharusnya rendah pada malam hari secara otomatis meningkat.

    “Orang yang kortisolnya tinggi akan mudah stres dan depresi. Keesokan paginya dia baper. Mudah marah, mood-nya ga stabil. Apalagi dia main game online ya, menang jadi lebih excited. Kalah pun dia marah, ” ungkapnya.

    Ia menambahkan, kortisol yang meningkat memicu denyut jantung meningkat. Selain itu juga kortisol dapat menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi, red).

    “Kortisol meningkat, ditambah dengan ngopi, ngemil, ngerokok. Nah, ini yang meningkatkan banyak kejadian serangan stroke dan jantung saat bangun tidur pagi, atau sudden death, ” ujar Ahli Sleep Disorders tersebut.(*)

    Penulis: Alysa Intan Santika

    Editor: Feri Fenoria

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Bupati Raih Penghargaan Komitmen Dukung...

    Artikel Berikutnya

    Kejari Kota Kediri Launching Satgas Pemberantasan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Danrem Pimpin Ziarah Rombongan HUT Ke-61 Korem 083/Bdj
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Musik Ramuan DJ Amel Zoya Bisa Buat Orang Joget dan Happy
    Konsolidasi Perhutani dan LMDH untuk Kemitraan Produktif
    Pendam Brawijaya Gelar Karya Bakti di Kecamatan Sawahan

    Ikuti Kami