Wirausaha Sederhana dan Menarik Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo Jawa Timur

    Wirausaha Sederhana dan Menarik Pondok Pesantren Nurul Jadid Probolinggo Jawa Timur
    Saat Proses Penggilingan Kedelai yang Akan dijadikan Tempe // Foto : Badrus

    PROBOLINGGO - Wirausaha merupakan sebuah kegiatan usaha atau bisnis mandiri yang setiap sumber daya dan kegiatannya dibebankan pada pelaku usaha atau wirausahawan terutama dalam membuat produk. Salah satu bisnis yang memang sangat mudah untuk kita lakukan ialah produksi tempe Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, Jum’at (08/01/2021).

    Awalnya usaha tempe ini hanya sebatas keinginan sederhana saja, dan tempe sendiri merupakan makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi biji kedelai serta beberapa bahan lainnya. Karena usaha tempe ini merupakan suatu usaha yang bergerak di bidang makanan pelengkap, Industri dan produksi ini sangat jarang ditemukan di probolinggo.

    Berbeda dengan di dearah Besuki - Situbondo yang mayoritas masyarakat setempat sudah bisa dikatakan gang tempe, desa tempe, kebanyakan tempe yang ada di probolinggo ini khususnya di daerah paiton itu merupakan tempe yang berasal dari luar kota Besuki - Situbondo.

    Anwari salah satu mahasiswa dan santri PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo ini mengatakan tujuan dari produksi usaha tempe tersebut, karena di Probolinggo belum yang ada produksi sendiri. “Mengapa saya punya keinginan seperti itu, karena saya menganggap disini (red : probolinggo) itu perlu lah untuk mengadakan produksi tempe sendiri, ” ucapnya saat di wawancarai wartawan indonesiasatu.co.id

    Berdasarkan hasil dari pengamatannya produksi tempe ini sangat cocok sekali jika di produksi di daerah Paiton Probolinggo, karena minimnya pesaing dan juga lebih banyak konsumennya walaupun konsumen-konsumen sendiri masih mengambil dari luar pasar tanjung (red : desa setempat) ataupun pasar paiton.

    Dan disana kebanyakan orang-orang dari besuki yang memproduksi tempe di paiton. Oleh karena itu mahasiswa sekaligus santri PP. Nurul Jadid yang berasal dari besuki ini, berinisiatif memanfaatkan usaha tempe ini agar supaya mendapatkan modal dari usahanya.

    “Saya menemukan banyak orang-orang dari rumah di paiton, maka dari itu saya memanfaatkan usaha dari tempe ini kemudian saya harus punya inisiatif bagaimana caranya saya untuk mendapatkan modal dari usaha tempe ini, ” ungkapnya.

    Dari pengalamannya yang ia ketahui, produksi ini tidak hanya memerlukan modal yang sedikit. Industri tempe ini memerlukan modal yang minimal itu Rp. 4.000.000, - dengan rincian Rp. 2.500.000, - untuk mesin penggiling, Rp. 500.000, - peralatan mencetak tempe dan Rp. 1.000.000, - bahan untuk membuat tempe.

    Untuk proses pembuatannya perhari minimal buat 5 kg dijadikan 4-5. Berhubung saat ini harga kedelai naik, maka dijadikan 5. Dulu 5 kg itu jadi 4 karena harga kedelai itu masih Rp. 750.000/kwintal dan sekarang harga kedelai naik jadi Rp. 930.000/kwintal.

    “Produksi tempe ini sudah berjalan 1 tahun dan untuk jangka panjangnya nanti insyaallah jika saya mampu saya akan lanjut sampai lulus kuliah, ” tambahnya.

    Jika produksi tempe ini bisa berkembang di Probolinggo, ia akan membuat pengkaderan agar produksi tempe ini tetap berjalan sebagaimana  mestinya dengan harapan produksi semakin lancar. “Semoga produksi tempe saya ini semakin lancar, jaya sampai ila yaimil qiyamah, ” sambungnya.

    Berikut dibawah ini, proses produksi dan cara membuat tempe

    1. Perendaman

    Cuci kedelai sampai bersih kemudian rendam selama 3-5 jam dengan air dingin, proses ini disebut proses proses hidrasi agar biji kedelai dapat menyerap air sebanyak mungkin.

    1. Perebusan

    Rebus biji kedelai yang sudah di rendam, letakkan ke dalam baskom yang sudah berisi air mendidih, tunggu hingga biji kedelai terasa lunak dan empuk.

    1. Penggilingan

    Setelah proses perebusan selesai, kita masukkan biji kedelai ke dalam mesin penggiling untuk memecahkan kedelai tersebut.

    1. Pemisahan Kulit Kedelai

    Selanjuitnya kita pisahkan kulit kedelai pada bak besar dengan cara merendam kembali sampai biji kedelai dengan kulit kedelai terpisah.

    1. Fermentasi

    Kemudian kita hamparkan biji-biji kedelai pada suatu tempat (meja besar) yang berlamak dan taburkan ragi tempe yang telah disiapkan dengan sambil mengaduk agar ragi merata.

    1. Pencetakan

    Terakhir siapkan plastik sembako yang telah diberi lubang-lubang kecil pada dadang (cetakan) kemudian masukkan biji kedelai yang telah bercampur ragi diamkan selama 1 hari atau hingga proses fermentasi sempurna. (MBS)

    MOCH. BADRUS SHOLEH

    MOCH. BADRUS SHOLEH

    Artikel Sebelumnya

    Mengenang Kejayaan Persiga Raih Gelar Juara...

    Artikel Berikutnya

    Nita Jaya Catering Surabaya Gelar  Buka...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mas Dhito Dorong Pengurus BPC HIPMI Buka Lowongan Kerja dan Regenarasi Petani
    Cegah Kenakalan Remaja, Babinsa Bersama Bhabinkamtibmas Komsos Dengan Ketua RT dan Para Pemuda
    Babinsa Koramil 0811/09 Jatirogo Gotong Royong Bersihkan Bantaran Sungai Kali Kening
    Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Babinsa Desa Kendal Bersama PPL Gelar Penyuluhan Pertanian
    Serda Qodri Hadiri Pengajian Kubro Muslimat NU di Medokan Ayu

    Ikuti Kami