SUMENEP - Naas benar nasib yang dialami Moh. Jalil (55) warga Dusun Pongkeng, RT 04 / Rw 02, Desa Aengbaja Raja, Kec. Bluto, Kab. Sumenep. Ia ditemukan meninggal di dalam sebuah sumur area tanah tegal milik Jailani yang tidak jauh dari rumahnya, Jum'at (11/12/2020) sekitar pukul 6. 45 WIB.
Kuat dugaan, korban meninggal setelah terjatuh akibat terpeleset ke dalam sumur yang ada dilokasi kejadian pada saat mencari bekicot di sekitar lokasi kejadian, "kata Kapolres Sumenep AKBP Darman, S.I.K melalui Kasubbag Humas AKP Widiarti kepada wartabhayangkara.com.
Menurut Widi, berdasarkan laporan informasi lapangan menyebutkan bahwa korban pertama kali ditemukan Sucipto di Sumur Galian milik warga dengan kedalaman sekitar 10 meter di Dusun Ponggul, RT 02 / RW 01 Desa Aengdake, Kec. Bluto milik Jailani warga Desa Aengbaja Kenek, Kec. Bluto, Kab. Sumenep.
Berawal ketika korban Moh. Jalil(55) yang seperti biasanya sehari - hari pamit keluar rumah pada Alwiyah selaku istri korban untuk pergi mencari bekicot di sekitar Desa Aeng dake, pamit pada Kamis (10/12/2020) sekitar pukul 19.00 WIB.
Seperti hari sebelumnya biasanya korban kembali pulang ke rumah sekitar pukul 24.00 WIB namun hingga pukul 05.00 WIB pagi hari korban belum pulang. Saat itulah istri korban menaruh perasaan curiga.
Lebih lanjut, dengan munculnya perasaan yang tidak enak, Awaliya selaku istri korban meminta tolong kepada SUCIPTO bersama dengan SABIQUL HUDAI, AHDAK, BUSTANUL ARIFIN, dan TOMIN untuk melakukan pencarian terhadap Korban MOH. JALIL ke sekitar Desa Aengdake serta untuk ditanyakan keberadaan korban pada warga setempat, namun saat korban tidak ditemukan.
Selanjutnya Sucipto bersama 4 orang temannya tersebut didampingi warga Dusun Ponggul Desa Aengdake melakukan pencarian di Sumur Galian milik warga, kemudian korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di dalam sumur galian dengan kedalaman 10 meter di Dusun Ponggul RT 02 / RW 01 Desa Aengdake Kec. Bluto milik JAILANI alamat Desa Aengbaja Kenek Kec. Bluto, Kab. Sumenep.
Kejadian peristiwa naas ini sontak menggegerkan desa setempat, dan banyak warga berduyun datang melihat proses evakuasi tubuh korban yang cukup sulit. Mengingat, sumurnya agak sempit dengan kedalaman kurang lebih sekitar 10 meter. Sangat membutuhkan kerja keras Hodri dan petugas dengan masyarakat yang saling bahu membahu hingga akhirnya korban berhasi dievakuasi.
Baca juga:
Kalemdiklat Polri Kunker Ke SPN Polda Jatim
|
Saat melakukan evakuasi, untuk mengangkat tubuh korban dari dalam sumur dengan menggunakan tali, perlahan - lahan tubuh korban naik ke permukaan, selanjutnya diangkat ke luar dari lubang sumur yang cukup sempit itu hingga korban berhasil diangkat dari dalam sumur. Malang, korban yang berusia 55 tahun itu sudah dalam keadaan tidak bernyawa. “Di tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas penganiayaan.
Kemudian jasad korban Moh. Jalil dibawa ke Puskesmas Bluto untuk dilakukan pemeriksan medis (VER luka) oleh Dr. Mentari Octarina Ariadnya.
Namun saat itu, saudari ALWIYAH selaku istri korban meminta untuk tidak dilakukan autopsi dikarenakan akibat meninggalnya korban merupakan musibah dan takdir Tuhan YME sehingga saudari ALWIYAH membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan autopsi terhadap korban.
Diketahui keseharian korban selain sebagai petani juga rutin mencari bekicot, "pungkasnya.(Jon)